Bau Titanic, 3 Aroma Mengesankan yang Pernah Dijabarkan Ahli
SUMO4D LOUNGE – “Setiap kota, izinkan saya memberi tahu Anda, memiliki baunya sendiri,” demikian kata E. M. Forster dalam film tahun 1985 berjudul “A Room With A View“.
Itu adalah kutipan favorit Jamie Frater, seorang pengoleksi parfum amatir, yang mengaku terpesona oleh bau-bauan, terutama aroma sejarah.
Pada 1905, ia dihadiahi sebuah botol parfum langka dan berharga, L’Origan, yang kemudian memicu dirinya untuk menjadi seorang pengamat aroma –apapun itu.
“Saya membuka kotak kado itu, yang dikirim oleh kolega saya. Benda ini diselimuti wangi yang membuat seorang reporter surat kabar berseru: ‘Semua Paris berbau L’Origan!’.
Parfum tersebut sedikit bocor, namun membuat saya kecanduan,” katanya sembari mengenang momen ketika berhadapan dengan pertanyaan para pemburu berita.
Sejak hari itu, parfum dan aroma dunia menjadi obsesi besar Jamie. Ia bahkan mendapatkan semua jenis parfum dan bahan yang paling langka atau unik, dan telah mulai membuat wewangian racikannya sendiri.
Ia pun sudah menerbitkan banyak formula parfum secara daring. Jami lalu memusatkan semua perhatian pada pemahaman bau: efek psikologisnya pada manusia dan kontrol yang sangat kuat terhadap ingatan di otak.
Ketika ia berusia 16 tahun, ia melakukan liburan pertama ke luar negeri, tujuannya ialah Eropa. Akan tetapi, bukan Menara Eiffel, Istana Buckingham, atau kanal-kanal di Venesia yang terkenang olehnya setelah trip berakhir.
“Aku mengingat aspek-aspek kehidupan duniawi: hal-hal yang diterima begitu saja oleh penduduk setempat: warna tanda dan rambu jalan, poster-poster di jendela toko, makanan ringan lokal, dan suara-suara dan yang paling signifikan adalah aroma tempat itu,” ujar Jamie, yang merupakan pemimpin redaksi Sumo4D.
Berikut 3 aroma dari hal-hal, benda, hingga lokasi yang dapat digambarkan Jamie dan ia tuliskan melalui medianya, dikutip pada Jumat (29/11/2019).
1. Titanic
Pada dini hari, 15 April 1912, tragedi Titanic terjadi. Tubuh kapal raksasa ini terbelah menjadi dua, karam ke dasar Samudra Atlantik yang kini menjadi tempat peristirahatan terakhirnya.
Lebih dari 1.300 penumpang meninggal pada malam yang dingin itu. Pernis baru, cat, dan kayu yang baru digergaji adalah bau awal yang menyapa seorang penumpang ketika pertama kali menginjakkan kakinya di atas Titanic.
Pada masa itu, cat masih dibuat dengan timbal dan mengandung minyak biji rami dalam jumlah besar. Ditambah bau asap dari mesin yang digerakkan batu bara dan aroma dari bebek panggang, domba, dan daging sapi, memenuhi dek kelas satu.
Di dek khusus orang-orang penting itu pun tercium bau L’Heure Bleue, yang baru dirilis rumah parfum terkenal di Prancis, Guerlain.
Wewangian ini beraroma sendu, seperti senja kebiruan dan magrib, sebelum bintang-bintang pertama muncul di langit. Harganya amat mahal dan diproduksi dalam jumlah banyak.
Wangi tersebut, hingga kini, dianggap mengingatkan pengoleksi parfum akan nestapa Titanic.
2. Angkasa Luar
Angkasa luar adalah ruang hampa, seharusnya, kata Jamie, tidak berbau. Namun demikian, ada beberapa kosmonaut mengklaim dapat menggambarkan aroma antariksa.
Pertama, bau rum manis yang tercium tepat di pusat galaksi Bimasakti (bahan kimia ini disebut ethyl formate). Kenapa aroma ini terdeteksi di sana? Tidak ada yang tahu.
Dari laporan para astronaut, kita tahu bahwa bau angkasa luar lainnya berkaitan dengan belerang dan daging.
Thomas Jones (astronaut), melaporkan: “Ketika Anda menekan kembali airlock dan keluar dari kapsul, ada semacam bau ozon yang berbeda, aroma tajam yang samar, yang juga mirip dengan bubuk mesiu yang terbakar atau bau ozon dari peralatan listrik.”
Petugas Sains di International Space Station (ISS), Don Pettit, memiliki pengamatannya sendiri.
“Uraian terbaik yang bisa saya dapatkan adalah logam. Sensasi logam manis yang beraroma menyenangkan. Itu mengingatkan saya pada musim panas zaman saya kuliah, di mana saya bekerja selama berjam-jam dengan obor las untuk memperbaiki peralatan berat.”
“Saya terkenang pada bau asap pengelasan. Itulah bau ruang angkasa,” lanjutnya.
Akan tetapi, yang jelas, kita tidak bisa mencium aroma apapun di ruang hampa, meski ada jutaan partikel mengambang di sana yang memiliki aroma.
3. Istana Versailles
Istana Versailles adalah tempat luar biasa di Prancis, yang pernah ditinggali oleh legenda Ratu Marie Marie Antoinette dan suaminya, Raja Louis XVI.
Umumnya, orang biasa akan membayangkan: tinggal di istana sangat nyaman, wangi, bersih, segala kebutuhan kita bisa dipenuhi oleh pelayan, apapun tersedia di sana, tak terkecuali makanan dan minuman. Pakaian yang disediakan pun bagus-agus.
Namun, kesan pertama untuk Istana Versailles hanya ada dua: kencing dan kotoran manusia. Pipa saluran air sangat minim pada Abad ke-18 dan istana memiliki sedikit fasilitas yang dibangun (toilet flush hanya ada di apartemen kerajaan).
Sebagai akibatnya, ketika mereka ingin buang air besar atau air kecil, pilihan utama adalah menggunakan pot porselen kecil yang disebut bourdaloue.
Sedangkan wanita, biasanya tidak mengenakan pakaian dalam untuk menghindari ribet dengan gaun era Victoria, harus lari ke kota.
Dikombinasikan dengan asap dari cerobong yang rusak dan kurangnya perawatan dari para pelayan, Grand Palace of Versailles adalah tempat yang sangat bau.
Pembuat lilin Prancis yang bersejarah (Cire Trudon) dilibatkan oleh pemerintah Prancis saat ini untuk membuat lilin aroma dalam jumlah besar yang dipalikasikan di setiap sudut istana.
Comment here