RACING SUMO4D – Enea Bastianini Kecewa di Argentina, Apa Persiapan Berikutnya? ,Enea Bastianini merupakan pembalap underdog MotoGP 2021. Keberhasilannya mengakhiri musim debut di urutan ke-6 membuatnya setara dengan pembalap elite.
Kemenangan pada seri pembuka di Qatar juga menjadikannya salah satu unggulan MotoGP 2022. Walaupun meraih hasil buruk di Indonesia, Enea Bastianini tiba di Argentina sebagai pemimpin klasemen sementara. Sayangnya, hasil buruk yang kembali terulang di Argentina membuatnya turun ke peringkat ketiga klasemen sementara.
1. Momen buruk di Indonesia
Finis di urutan ke-11 pada seri kedua di Pertamina Mandalika International Street Circuit merupakan hal yang tidak terduga. Kondisi balapan basah merupakan alasan yang membuat pembalap berjuluk The Beast tampil melempem.
Enea Bastianini mengakui bahwa dirinya tidak terlalu suka dengan kondisi balap hujan. Ia merasa terganggu oleh jarak pandangnya pada beberapa putaran awal.
Ia menemukan momentum bangkit dan bersaing untuk posisi ke-8 setelah menjalani beberapa putaran. Sayangnya, ia hanya mampu mengakhiri balapan di urutan ke-11.
“Saya lebih menyukai balapan kering. Setelah tujuh putaran, saya baru menemukan ritme yang tepat dan bisa mengatur kecepatan,” ujar Bastianini dikutip Corsedimoto.
2. Keterlambatan kargo di Argentina memaksa tim Gresini bekerja lembur
Akibat keterlambatan kargo logistik ke Argentina, ritme kerja setiap tim berubah. Tim Gresini Racing menjadi salah satu tim yang terdampak oleh kejadian itu.
Sejak balap di kelas utama, Bastianini belum pernah mencicipi lintasan Termas de Rio Hondo. Waktu yang sempit membuat dirinya tidak mampu memaksimalkan potensi terbaik motornya.
“Kami memiliki banyak masalah di Argentina. Bagi saya, itu bukan balapan yang baik,” ujar Bastianini.
3. Nasib sial membuatnya turun ke peringkat tiga klasemen MotoGP 2022
Enea Bastianini tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi di Argentina. Ia merasa kebingungan dengan apa yang harus dilakukannya.
Bastianini mengakui bahwa dirinya mencoba memperbaiki sesuatu hal yang salah, tetapi hal itu malah menjadi kesalahan baru. Ia mengatakan bahwa MotoGP Argentina adalah akhir pekan yang harus dilupakan.
Baca Juga : Model Pria Ini Alami Pelecehan Seksual Alat Kelaminnya Diremas Oknum MUA
4. Enea Bastianini optimis dengan Desmosedici GP21
Terlepas dari penampilan buruk di Indonesia dan Argentina, Bastianini sangat menyukai motornya, GP21. Dibandingkan dengan motor tahun lalu, Desmosedici GP19, perbedaan signifikan terasa pada bagian stabilitas motor.
Bahkan, dengan GP22, motor GP21 yang ia gunakan saat ini cenderung lebih baik pada satu aspek tertentu. Namun, motor ini sudah mencapai batas pengembangan. Tidak menutup kemungkinan bahwa ke depan motor ini akan memiliki berbagai kendala.
5. Akhir pekan GP Amerika
Karakter sirkuit yang berada di tengah perbukitan menjadi salah satu keunikan Circuit of The Americas (COTA) di Amerika Serikat. Morfologi perbukitan memengaruhi desain lintasan. Para pembalap diajak untuk menghadapi lintasan layaknya roller coaster.
COTA bukan lintasan yang mudah dilewati para pembalap Ducati. Menurut Bastianini, Ducati akan kesulitan mendapatkan kecepatan yang baik di sana.
“Dengan Ducati Demosedici GP21, mungkin, akan lebih mudah dibandingkan tahun lalu dengan GP19. Saya tidak sabar untuk kembali memulai,” ujar Bastianini dikutip Corsedimoto.
Seri keempat MotoGP di COTA akan berlangsung pada 8—10 April 2022. Bisakah Enea Bastianini mengambil kembali posisi Aleix Espargaro sebagai pemuncak klasemen MotoGP?
Comment here