Nonton layar tancap memang mengasyikkan. Hiburan satu ini masih bisa ditemukan di perkampungan setiap kali ada keluarga yang menggelar hajat seperti pernikahan. Meski sudah tak se-eksis dulu, ‘bioskop keliling’ ini masih banyak disukai masyarakat.
Di perkotaan, para warga biasanya akan menyewa jasa layar tancap untuk menonton bersama kerabat juga tetangga.
Umumnya film dari layar tancap akan tayang di atas sebuah layar berwarna putih. Kayar ini akan menjadi media gambar dari tayangnya yang diputar melalui proyektor.
Jika tidak ada layar, biasanya orang akan mencari tembok putih sebagai penggantinya.
Namun bagaimana jika di daerahmu tidak ada keduanya? Hal itu rupanya tak menyurutkan niat beberapa pemuda Afrika ini untuk bisa menonton bareng.
Gunakan Sapi
Seperti tak kehabisan akal atau sudah mepet, para warga diduga dari sebuah negara di Afrika ini menggunakan seekor sapi putih berbadan lebar yang dijadikan sebagai layar.
Dilansir akun twitter @HopeWellEH, beberapa pemuda ini menggunakan cara kreatif sekaligus sangat unik sebagai pengganti layar putih.
Dari foto yang viral terlihat mereka mengarahkan proyektor pada perut sapi tersebut.
Karena tubuh sapi tersebut berwarna putih, maka tayangan tersebut bisa terlihat dengan cukup jelas. Mereka pun duduk bergerombol untuk nonton bareng di badan sapi ini.
Afrika adalah benua yang sibuk,” tulis @HopeWellEH dalam postingan yang viral.
Misteri Retakan Raksasa Mengerikan, Benua Afrika Terbelah?
Sebuah retakan besar sepanjang beberapa kilometer yang muncul di Kenya pekan lalu menyebabkan jalan raya, yang mengarah ke Nairobi, ambles.
Menurut pakar geologi, retakan besar dan panjang itu kemungkinan adalah tanda-tanda terbelahnya Benua Afrika suatu hari nanti.
Dengan kedalaman 16 meter dan lebar 19 meter, retakan itu baru diketahui setelah terjadi hujan deras dalam beberapa hari.
Ahli geologi, David Adede, mengatakan kepada Daily Nation, sebuah surat kabar Kenya, bahwa retakan yang lebih tepat disebut patahan tersebut kemungkinan sudah terbentuk sebelumnya.
Namun patahan tersebut tertutup abu vulkanik dari Gunung Longomot yang tidak jauh dari lokasi fenomena alam aneh itu. Curah hujan yang deras kemungkinan telah menyapu abu tersebut, dan memperlihatkan patahan itu.
Berbeda dengan Adede. Ahli geologi dari Smithsonian Museum, Ben Adrews, punya pendapat lain soal patahan aneh itu.
” Kita melihat patahan yang kemungkinan besar terbentuk selama ribuan tahun atau ratusan ribu tahun,” kata Andrews kepada CBS.
Andrews percaya pembentukan patahan itu merupakan tanda terbaru bahwa Benua Afrika kemungkinan akan pecah menjadi dua. Meskipun kemungkinan terjadinya hal itu memerlukan waktu sekitar 50 juta tahun.
Terbelah Mulai dari Kenya
Menurut Andrews, patahan itu akan membelah Somalia, Kenya, Tanzania, dan separuh dari Ethiopia. Negara-negara ini terletak di lokasi yang oleh para ahli geologi disebut sebagai Great Rift Valley.
Great Rift Valley adalah sebuah wilayah yang membentang sepanjang 6.000 km dari Mozambik ke Timur Tengah, di mana lempeng tektonik terus bergerak secara konstan.
Kenya sendiri terletak di atas area di mana lempeng Somalia dan lempeng Nubia sedang dalam proses memisahkan diri.
Conversation melansir, peneliti London University, Lucia Perez Diaz, mengatakan Kenya Utara kemungkinan akan menjadi wilayah pertama yang terpisah. Sebab sebagian besar permukaan wilayah ini dilapisi dengan batuan vulkanik
Hasil Retakan Tektonik
Tetapi tidak semua ilmuwan yakin bahwa patahan itu adalah hasil dari keretakan tektonik.
Meski ahli geologi Wendy Bohon percaya Benua Afrika dalam proses terbelah menjadi dua, dia mengatakan patahan itu kemungkinan besar disebabkan oleh badai hujan deras.
” Saya pikir itu adalah retakan Bumi biasa, sama seperti yang terjadi di Arizona setelah terjadi badai hujan deras,” katanya.
Bohon menambahkan patahan itu terjadi akibat hujan deras yang sangat hebat hingga menyapu sebagian besar lumpur di tanah.
” Jadi itu terjadi bukan karena tektonik, tetapi karena cuaca,” pungkas Bohon.
Comment here