Uncategorized

Kelamnya Masa Kecil Dele Alli: Dilecehkan Teman Ibunya, Kurir Narkoba

Liverpool – Dele Alli membuka masa kecilnya yang begitu kelam. Alli semasa bocah pernah dilecehkan dan juga menjadi kurir narkoba.
Alli lagi mengalami karier yang menurun setelah sempat meroket bareng Tottenham Hotspur. Sejak pindah ke Everton, Alli malah meredup dan semakin parah ketika dipinjamkan ke Besiktas.

Klub Turki itu ternyata juga kecewa dengan performa Alli sehingga kini dia dikembalikan ke Everton. Alli kini tengah mencoba memperbaiki kariernya di lapangan hijau.

Baca artikel sepakbola, “Kelamnya Masa Kecil Dele Alli: Dilecehkan Teman Ibunya, Kurir Narkoba” selengkapnya https://sport.detik.com/sepakbola/liga-inggris/d-6821549/kelamnya-masa-kecil-dele-alli-dilecehkan-teman-ibunya-kurir-narkoba.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

“Jujur, saya sebenarnya tidak pernah ingin membicarakan masa kecil saya. Maksud saya, ada beberapa insiden yang pasti akan membuat kalian terkejut,” ujar Alli dalam wawancara dengan Gary Neville di The Overlap.

“Jadi, saat umur enam tahun, saya dilecehkan oleh teman ibu saya, yang sering berkunjung ke rumah. Ibu saya pecandu alkohol, dan itu terjadi saat berumur enam tahun. Saya diasingkan ke Afrika untuk belajar disiplin, dan saya kemudian dipulangkan lagi. Saya mulai merokok umur tujuh tahun, lalu saya mulai terlibat narkoba di umur delapan,” Alli melanjutkan.

“Mereka bilang kalau orang-orang tidak akan menyetop anak-anak yang naik sepeda, jadi saya menyimpan narkoba di dalam jaket saya, itu umur delapan tahun. Saya sempat digantung di jembatan saat umur 11 tahun oleh orang dari kampung sebelah.”

“Saya kemudian diadopsi umur 12 tahun dan dari situ, saya merasa berada di keluarga yang saya suka. Saya tidak pernah mengira bakal mendapat perlakuan sebaik itu dari mereka.”

“Jika Tuhan mengirimkan penyelamat, maka itu mereka. Mereka luar biasa dan banyak membantu saya. Dan hal lainnya ketika saya mulai hidup dengan mereka, saya sulit terbuka dengan mereka, karena saya takut akan dibuang lagi.”

“Saya mencoba menjadi anak baik-baik untuk mereka. Saya tinggal dengan mereka sedari umur 12 tahun, dan kemudian bermain di tim profesional pada umur 16. Semua berawal dari sana.”

Comment here